Nama : Priyanggoro Dwi H
NIM : 11410100031
Dosen : Anjik Sukmaaji, S.Kom., M.Eng.
Prodi : S1 Sistem Informasi STIKOM Surabaya
VLSM (Variable Length Subnet Masking)
VLSM adalah teknik yang memungkinkan administrator jaringan untuk membagi ruang alamat IP ke subnet yang berbeda ukuran, dengan cara memecah alamat IP ke subnet (beberapa tingkat) dan mengalokasikan sesuai dengan kebutuhan individu pada jaringan.
- Mengurangi kekurangan metoda konvensional subnetting, yaitu subnet 1 dan 0 boleh di gunakan
- Akan mengorbankan host address, yang berdampak pada beberapa IP tidak akan bisa di gunakan
Contoh:
Buat alokasi VLSM 202.155.19.0/24 untuk :
1 jaringan total host 58,
2 jaringan 25 host,
5 jaringan 5 host, dan
2 jaringan 2 host
Maka diperoleh :
HOST IP Address Subnet Mask
- 61 64 202.155.19.0/26 255.255.255.192
-->host 61 diperoleh dari host + network + broadcast + gateway (58+1+1+1=61)
-->64 adalah bit value yang dibutuhkan untuk 61 host
-->/26 diperoleh dari 64=2 berpangkat 6, kemudian total bit untuk IP 32 (32-6=26)
- 28 32 202.155.19.64/27 255.255.255.224
-->bilangan terakhir dalam IP diperoleh dengan menambahkan bilangan terakhir 0 dengan bit value sebelumnya 64
- 28 32 202.155.19.96/27 255.255.255.224
- 5 8 202.155.19.128/29 255.255.255.248
- 5 8 202.155.19.136/29 255.255.255.248
- 5 8 202.155.19.144/29 255.255.255.248
- 5 8 202.155.19.152/29 255.255.255.248
- 5 8 202.155.19.160/29 255.255.255.248
- 2 4 202.155.19.168/30 255.255.255.252
- 2 4 202.155.19.172/30 255.255.255.252
Routing
- Merupakan suatu proses me-rutekan paket data dari network satu ke network yang lain dengan menggunakan router
- Mencari path antara sumber dan tujuan
- Memindahkan informasi ke seluruh jaringan yang biasa di sebut switching
- Biasa terjadi di jaringan yang kompleks dalam network besar
Router
- Perangkat jaringan di network layer yang meneruskan paket ke network untuk menentukan jalur yang optimal
- Bisa menghubungkan beberapa teknologi jaringan dan network lokal dengan remote
Dimana yang menggunakan router :
LAN to LAN,
LAN to WAN,
Remote Access:
- Remote Location : 1 lokasi yang diremote
- Remote Host : 1 terminal yang di remote
Path Determination
Router menemukan path terbaik pada network
- Routing table memberikan rute informasi
- Protocol routing mementukan jalur terbaik
- Network address merepresentasikan path dari media koneksi ke desination
Tujuan Algoritma Routing
- Optimality = memilih rute terbaik berdasarkan metrics dan bobot metrics yang di kalkulasi
- Simplicity and low overheat = efisien routing dengan minimum software dan ultilization overhead
- Robustness and stability = koreksi performance
- Rapid Convergence = menjanjikan kecapatan, oleh semua router, pada router yang optimal
- Flexibility = cepat dan akurat dalam beradaptasi dapa perubahan router yang tersedia, bandwith, queue size, dll
Router Metrics
- Path Length = total hop count atau total link per jaringan
- Realibility = ketergantungan (bit error rate) dari setiap network link
- Delay = karena tergantung dari bandwith, queue size, network, congestion, dan phisycal distance
- Communication cost = beban operasi link (private dan public)
- Bandwith and load = beban dan lebar jaringan pada router
Network Address dan Node Address
- Network address = path part yang digunakan oleh router
- Node address = spesifik port atau device pada network
Type Algoritma Routing
- Single-Path versus Multipath
- Flat versus Hierarchial
- Host-Inteligent versus Router-Inteligent
- Intradomain versus Interdomain
- Static Routing versus Dynamic Routing
- Link State versus Distance Vector
Static Routing versus Dynamic Routing
Router meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya berdasarkan rute yang telah dibuat oleh administrator dalam bentuk routing tabel
Keuntungan :
- Untuk menentukan berdasar administration
- Tidak akan di routingkan ke public
- Overheadnya lebih rendah dari dynamic routing
Stub network :
- Static route mencukupi
- Point to point or circuit switched connection
Router kan mempelajari sendiri rute yang terbaik yang akan di tempuh untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Dynamic routing sering dihunakan untuk internetwork.
Kelebihannya yaitu apabila terdapat satu router terputus, secara otomatis dynamic routing akan mencarikan alternative route.
Link State versus Distance Vector
Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang distance network dan tidak mengetahui jarak router.Routing distance vektor bertujuan untuk menentukan arah atau vektor dan jarak ke link-link lain di suatu internetwork. Algoritma ini mengirimkan routing table info hanya ke node tetangga dan lama dalam melakukan pangiriman data namun mudah untuk dikonfigurasikan.
Algortima link-state memiliki kemampuan memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi. Link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork. Algoritma ini Memberikan infromasi routing dirinya sendiri keseluruh node dan cepat dalam melakukan pengiriman data namun lebih kompleks konfigurasinya jika dibading dengan disance vector.
Merupakan gabungkan dari algoritma distance vector dan link state agar lebih cepat dan mudah untuk di konfigurasikan karena EIGRP menggunakan difussing update algrithm (dual)
- Routed & Routing Protocol
- Routed = sering disebut network protocol untuk direct user traffic
- Routing = Sama dengan network protocol untuk memaintain routing table
Administration Distance
Digunakan untuk menetukan rute yang didahulukan
Route Resource
- Connected interface AD = 0
- Static route AD = 1
- EIGRP AD = 90
- IGRP
- OSPF AD = 100
- RIP AD = 120
- Extend EIGRP
- Unknown
AD = Administration Distance